Lombok Utara, Panainews.com– Aliansi Gumi Tani Bayan yang terdiri dari Santiri Foundation, SMKs Al Bayan, SMKN 1 Bayan, dan Sekolah Adat Bayan melaksanakan kegiatan Sangkep Kaki Rinjani : Literasi Gumi Tani Bayan dengan Tema Kebangkitan untuk Pembaharuan Sistem Pertanian Pangan Lestari dan Berkelanjutan. Kegiatan ini telah berlangsung selama 3 hari dari tanggal 20-22 Mai 2024.
Sangkep Kaki Rinjani adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebangkitan pertanian, pelestarian kearifan lokal, identitas budaya dan ketahanan pangan yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan. Adanya sangkep (diskusi) ini akan menghasilkan solusi yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempatan.
Ketua Panitia Nelda Hania kepada media ini mengatakan bahwa kerjasama Aliansi ini memiliki alur hulu-hilir. SMK Al Bayan menjadi ruang belajar pangan dan arsip benih lokal, agar tidak punah. Sementara SMKN 1 Bayan mengolah hasil pertanian dan menghasilkan berbagai produk pangan lokal unggulan.
Kemudian Sekolah Adat Bayan melakukan Revitalisasi Pe-masal-an Tanaman Pangan khas dan Pendidikan Berbasis Adat.
“Harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian generasi muda untuk peduli dan terlibat aktif dalam pembangunan pertanian berkelanjutan melalui revitalisasi dan transformasi pangan, serta sistem pertanian lokal yang terintegrasi dengan IPTEK modern,” pintanya.
“Dengan adanya Literasi Gumi Tani Bayan menjadi langkah menuju sistem pertanian yang lestari dan berkemajuan,” tambahnya.
Direktur Santiri Foundation Tjatur Kukuh mengatakan bahwa persiapan kegiatan ini telah dilakukan persiapan dari jauh hari.
“Kami bersinergi bersama dengan SAB, SMKs Al Bayan, SMKN1 Bayan dan didukung oleh beberapa lembaga dan komunitas lainnya,” ungkapnya saat melaksanakan kegiatan dialog di SMKS Al Bayan.
Dikatakan oleh Tjatur kukuh bahwa Krisis pangan menjadi persoalan di seluruh dunia. Sehingga harus mencari solusi untuk mengatasi krisis pangan tersebut.
” Salah satunya dengan budidaya sorgum yang bisa menjadi pengganti beras, Meskipun banyak orang mengira sorgum ini makanan pokok kelas bawah,” tambahnya.
Sementara itu Tjatur juga berbicara agar bagaimana pemda mengakui sorgum sebagai panganan lokal di Lombok Utara.
Dalam pada itu wakil Bupati Lombok Utara Danny Carter Ridawan Febrianto, S.TR. M.Eng juga mengungkapkan dengan adanya ketahanan air dalam RPJM pemerintah pusat juga menjadi isu dunia.
“Dulu sumber air dan mata air sangat berlimpah. Tapi beberapa tahun ini sumber mata air banyak yang hilang. Tentu ini menjadi persoalan dan menyebabkan banyak persoalan seperti kekeringan, banjir akibat penebangan pohon dan perjbahan iklim,” tutur politisi Gerindra ini.
Dikatakan Danny Carter bahwa pangan lokal ini bisa mengatasi permasalahan gizi. Sehingga masalah stunting juga bisa teratasi dengan adanya panganan lokal yang bergizi.
“Karena tantangan kedepan akan semakin berat. Di bayan angka stunting masih 22 persen artinya masih tinggi. Kehadirian anak muda disini diharapkan bisa berkomitmen untik memaksimalkan perubahan untuk daerah ini dan Menjadi generasi pemenang,” imbuhnya.
Dihadapan para peserta orang nomer dua di KLU ini berharap agar semua pihak berkomitman dan aware tentang bagaimana membangun KLU kearah yang lebih baik.
” Sehingga kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan potensi anak muda di Lombok Utara,” tutupnya (dsr).