Lombok Utara, Panainews.com — Usaha kopi menuntut adaptasi bisnis dengan pergerakan yang cepat sehingga perlu ide membangun usaha kopi berbasis UMKM. Kopi Samba Kecamatan Gangga salah satu model kopi yang mesti mendapatkan perhatian serius para pihak untuk mendorong terbangunnya kemitraan akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi. Hal ini bertujuan agar para petani Kopi Samba bisa meningkatkan akses ke pasar global. Demikian kata ketua UMKM Kopi Samba, Rizabul Ahyar, ditemui media ini di kediamannya, Senin (18/12/2024).
Diceritakan Riza, motivasi awal terbentuknya usaha Kopi Samba. Kata dia, belum lama setelah Lombok Utara diguncang gempa bumi, usaha Kopi Samba dibentuk pada 9 Oktober 2018. Pertama kali digagas oleh relawan Sahabat Bangun Negeri Foundation maupun Atap Solidaritas yang membantu warga setempat.
Menurutnya, para relawan ketika itu melihat kondisi warga dusun setempat terpuruk dan semua tempat dan fasilitas umum hancur akibat bencana. Namun ada secercah harapan untuk bangkit melihat potensi setempat yang dianggap luar biasa oleh relawan. Mereka berpikir bagaimana para korban mampu bangkit tidak hanya psikologisnya, tapi juga ekonomi lokal yang tengah lumpuh total.
Dengan situasi itu, tutur Riza, para relawan melakukan pendekatan edukatif kepada warga Kopong Sebangun. Mereka menerangkan panjang lebar kepada warga akan pentingnya pemulihan situasi melalui perintisan usaha untuk normalisasi ekonomi, akhirnya warga memahami sehingga dibentuklah usaha Kopi Samba.
“Kemudian kita sepakat nama produk kopi sesuai dengan nama wilayah asal kopi, yaitu Sambik Bangkol, disingkat Samba,” katanya.
Dibeberkannya, warga yang tergabung dalam usaha Kopi Samba terdiri dari anak-anak muda dan para ibu rumah tangga. Mereka dibina langsung oleh relawan Kuningan Jawa Barat. Relawan melatih warga bagaimana cara cepat mengembangkan usaha kopi. Mereka juga membina petani kopi mulai dari bagaumana proses panen yang baik, sortasi kopi dan proses penjemuran yang baik.
“Kita dan para petani kopi di sini dibina dari hulu sampai hilir lewat pelatihan-pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan yang cukup kita dilatih cara bikin produk. Akhinya kita mulai lihat hasil produk berupa bubuk kopi,” bebernya.
Riza pun mengungkapkan upaya yang ditempuh pihaknya untuk mengenalkan produk Kopi Samba hingga populer seperti sekarang. Menurutnya, pada September 2019, Kemeterian Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Biuus Indonesia menggelar Program Expo Santripreneur di Jakarta. Momen itu dimanfaatkan pihaknya mengenalkan Kopi Samba sebagai salah satu produk yang menjunjung tinggi kualitas.
“Istilhanya ya kita demo produk, kita bawa Kopi Samba ini 100 kilo ke Jakarta. Di sana kita buka gratis. Waktu itu Kopi Samba ini kita kenalkan kepada banyak orang. Alhamdulillah, kami bersyukur karena kopi kita digandrungi pecinta kopi. Nah, setelah itu baru ada pemesanan dari Jepang. Kita bawa 1 ton bubuk kopi ke Jepang. Perlahan dan pasti, produk Kopi Samba ini akhirnya semakin dikenal khalayak ramai. Sedikit demi sedikit produk kopi kita benahi sampau merangsek ke kancah nasional bahkan bisa tembus ke luar negeri seperti Jepang da Vietnam,” ceritanya panjang lebar.
Kata Riza, pengolahan melibatkan ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumah produksi dan pemuda setempat. Cara kerjanya mulai pemilahan (sortir) biji hingga menjadi produk. Peran ibu-ibu rumah tangga untuk menyortir biji kopi yang memiliki kualitas berbeda. Bahan baku Kopi Samba inj hanya memilh biji kopi yang berkualitas baik, karena pihaknya butuh biji kopi yang berkualitas.
“Bahan Kopi Samba ini adalah biji kopi yang dihasilkan dari pohon kopi di Dusun Kopong Sebangun. Lokasi ini dataran tinggi dan berada ribuan meter di atas permukaan laut. Kita petik biji kopi cherry merah. Sumber kopinya dari Kopong Sebangun, Senjajak dan Gunung Borok,” ungkapnya.
Adapun Kopi Samba, masih kata Riza, biji kopinya berupa biji cherry merah memiliki karakter rasa kopi yang khas. Ini yang bikin Kopi Samba mampu menarik peminat kopi dan makin meroket di kalangan pecinta kopi belakangan ini
Dikatakan pula, bagaimana perjuangannya bersama teman pengelola lainnya dalam mempromosikan Kopi Samba hingga bisa sepopuler saat ini memang tidak mudah karena penuh rintangan.
“Namun semangat yang tinggi dijadikan vitamin dalam mengembangkan usaha” akui Riza
Perlahan, sedikit demi sedikit produk Kopi Samba mulai dikenal banyak kalangan hingga bisa merangsek ke kancah nasional bahkan bisa ekspor ke luar negeri. Untuk tembus pasar luar negeri, bebernya, hasil produk terus dibenahi baik kualitas kopi hingga kemasan mesti menarik untuk dapat bersaing dengan produk kopi dari daerah lain.
“Perjuangan kami hingga bisa ke titik sekarang ini memang tidak mudah, tetapi semangat untuk terus maju menjadi amunisi kami membangun usaha kopi ini,” ungkapnya.
Bahkan Kopi Samba mampu ambil bagian pada semua event besar seperti MotoGP. Kemudian event kopi nusantara di Blitar dan Bondowoso Jawa Timur. Pada event motoGP, Kopi Samba laris manis diserbu penukmat kopi. Saking larisnya mereka sampai kewalahan melayani pemesan kopi.
“Pada event MotoGP yang pertama dan kedua, itu memang kita kewalahan. Kita sampai kehabisan stok. Para penimat kopi di sana saat itu sangat menikmati rasa kopi kita dan kopi dari KLU ini pada umumnya,” ceritanya.
Kedepan pihaknya akan terus berusaha maksimal untuk mengejar target Kopi Samba go global. Sekarang masih bekerja sama dengan Semua e-Mart di NTB, termasuk e-Mart di Bandara ZAM. Selain itu, Kopi Samba juga masuk e-Mart di tiga Gili dan e-Mart di Bali. Riza lantas berharap ke depan pemdes dapat maksimal memberdayakan UMKM Kopi Samba. Pihaknya sudah mengajukan proposal perehaban rumah produksi.
“Sekarang kita juga masih menunggu info dari Alfamart. Kopi kita yang sudah didrop Alfamart akan terdistribusi ke mana-mana. Sekarang kita masih kontrak kerjasama dengan Vietnam dan tahun ini selesai. Kita mulai kerjasama sejak tahun 2020,” tutupnya akhiri perbincangan.
Terpisah, Kepala Desa Sambik Bangkol, Suhaedi, A.Md, mengatakan Kopi Samba adalah produk unggulan desa setempat seraya bersyukur bisa menjadi produk unggulan Lombok Utara.
“Alhamdulillah, Kopi Samba ini luar biasa, bukan hanya jadi produk unggulan Desa Sambik Bangkol tapi juga produk unggulan daerah,” katanya.
Dikatakan Suhaedi, pemdes mulai dari tahun ini memberi dukungan untuk pengembangan UMKM Kopi Samba dan kegiatan-kegiatan UMKM di desanya. Diakuinya, baru saat ini bisa memberikan perhatian pada usaha-usaha kecil yang dikembangkan masyarakatnya. Pasalnya, desanya baru bisa berjalan normal setelah dikoyak gempa tahun 2018.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemdes fokus membenahi pembangunan-pembangunan prioritas, seperti infrastruktur, kesehatan, stunting, pangan dan pemberdayaan masyarakat
“Kemarin UMKM Kopi Sambi ini sudah kami anggarkan untuk tahun depan sesuai permohonan yang masuk ke pemdes. Begitu juga tahun-tahun seterusnya, insyaAllah kami akan tetap mendukung baik anggaran atau peningkatan kapasitas. Bagaimanapun juga Kopi Samba ini telah membawa nama baik Sambik Bangkol di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Dan, bahkan sudah diekspor ke luar negeri,” tutup Suhaedi kepada media ini. (sas)