AMAN Paer Daya Berikan Pelatihan dan Bantuan Tunai Kepada kelompok Tenun Bayan Tangguh

Penyerahan Bantuan Tunai Oleh Ketua AMANDA lombok Utara kepada Kelompok Tenun Bayan Tangguh, Kamis (22/05/2024)

Lombok Utara, Panainews.com — Tenun merupakan salah satu warisan leluhur yang patut di lestarikan oleh para generasi sebagai bentuk kecintaan maupun sebagai identitas diri dalam masyarakat yang beradat dan berbudaya.

Salah satu desa di Lombok Utara yang sampai saat ini masih melestarikan tenun adalah para kelompok tenun di Desa Bayan. Maka dari itu AMANDA Lombok Utara memilih desa Bayan untuk melakukan pelatihan memberikan bantuan tunai agar kelompok tenun ini tetap eksis dan mempertahankan kearifan lokal yang ada. Kegiatan Pelatihan ini berlangsung di Aula Desa Bayan pada Kamis, (23/05/2024).

Ketua Amanda Paer Daya Sinarto saat sambutannya mengungkapkan bahwa keberadaan AMANDA Lombok Utara sebagai wadah untuk mereka terus melakukan advokasi tentang bagaimana mewujudkan dukungan pemajuan kebudayaan oleh AMAN.

“Kalau tidak ada komitmen maka tentu ini tidak akan berjalan dengan baik. Kami terus melakukan koordinasi bersama dengan pemerintah daerah untuk mendukung program-program pemajuan kebudayaan,” tuturnya.

Nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat harus tetap dijaga meskipun arus globalisasi terus berkembang.

“Ekonomi lokal menjadi fokus kita tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya. Sebab budaya adalah jati diri kita,” bebernya.

Disampaikan Sinarto bahwa yang terpenting adalah para pemuda mau berkontribusi dan aktif dalam menjaga adat dan budaya mereka.

“Dasar kami dalam melakukan pemberdayaan tenun ini dalam rangka memanfaatkan ekosistem tenun. Kegiatan hari ini tidak hanya bentuk penguatan tapi juga ada penyertaan modal usaha bagi kelompok tenun,” tambahnya.

Katua AMANDA ini berharap melalui program kebudayaan ini bagaimana kelompok tenun ini bisa meningkatkan nilai-nilai ekonomis dengan mempertahankan kualitas tenun dari segi bahan, ukuran, dan motif.

Dalam pada itu Kepala Desa Bayan Satradi S.P., juga mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Amanda Lombok Utara.

“Ini merupakan sesuatu yang baik untuk masyarakat kami di desa Bayan. Memfasilitasi kelompok tenun Semoga bantuan yang diberikan dapat memberikan semangat,” Katanya.

Bayan terkenal dengan adat dan kebudayaan. Apa yang sudah dilakukan oleh para terdahulu harus dijaga dan dirawat.

“Kemajuan desa tidak hanya dilihat dari pembangunan, tapi prinsip tenun ini juga sangat dibanggakan. Dari pemdes bisa bekerja sama dan bersinergi dengan kelompok tenun serta AMAN yang telah banyak membantu masyarakat di Bayan,” jelas Satradi.

Dalam kegiatan pelatihan tersebut juga menghadirkan narasumber diantaranya Raden Sawinggih yang menjelaskan tentang makna dan nilai kain tenun yang ada di Bayan.

Kain tenun di Bayan ada yang Sakral dan non Sakral. Artinya ada kain tenun yang hanya bisa dibuat atau digunakan oleh pihak tertentu dan dalam ritual adat yang tertentu.

“Misalkan seperti Kain Kagungan dan juga Jong” tutur Sawinggih

Lebih lanjut Sawinggih menyebutkan, disini Jong berasal dari kata Junjung yang artinya mengangkat sesuatu setinggi-tingginya. Jong juga memiliki motif yang bernama kebun surga yang memiliki warna latar dasar putih dengan warna warni.

“Jong biasanya digunakan pada saat menenun Gawe Alip dan Menutu atau menumbuk padi di ritual Maulid Adat oleh perempuan yang sudah manupouse” imbuhnya

Dikatakan Raden Sawinggih bahwa saat ini ia telah mendaftarkan Jong Bayan ini sebagai warisan tenun menjadi harta Kekayaan Intelektual Komununal.

“Agar Jong ini menjadi milik dari masyarakat Bayan” tandas Sawinggih

Menurut tokoh adat Bayan itu, ada berbagai macam jenis kain tenun di Bayan, yaitu kain Poleng, Rejasa, Lipak, Jong, Kereng Abang, Kombong, Lempot, dan lainnya.

“Namun dari warna kain tenun memiliki makna misalnya, warna merah memiliki arti darah, kuning artinya kulit/daging, hitam artinya rambut, dan putih artinya tulang” jelasanya

Selain itu hadir juga Konsultan Bidang Pemasaran PLUT UMKM Lombok Utara Yudi Ariadi, S.Bns., yang menyampaikan materi tentang Digital marketing untuk UMKM terkait bagaimana memanfaatkan media digital untuk pemasaran produk khas daerah.

Dikatakan Yudi bahwa Milenial dan gen z lebih aktif di sosial media, “Sehingga bisa menjadi peluang untuk memperkenalkan produk melalui story telling yang menarik tentang nilai dari produk tersebut” tandasnya (dsr)

Related posts