Yogyakarta, Panainews.com – Sanggar Seni Lembah manah bersama Panitia 100 Tahun Ki Narto Sabdo hari ini menyelenggarakan acara Sarasehan bertajuk “Membaca Ki Narto Sabdo” di Ndalem Yudhonegaran, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Kamis (7/11/2024).
Acara tersebut merupakan bagian penanda dari rangkaian peringatan satu abad Ki Narto Sabdo maestro seni pedalangan dan musik tradisional Jawa untuk menggali serta mengapresiasi warisan seni budaya yang beliau tinggalkan serta turut memperingati hari wayang nasional 2024.
Acara dibuka secara resmi oleh Gusti Yudaningrat dan Angela Stevanie selaku pimpro. Hadir dalam acara tersebut para akademisi, seniman, dan pecinta seni budaya Jawa yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang pengaruh dan kontribusi Ki Narto Sabdo dalam dunia seni.
Gusti Yudhaningrat menyampaikan sarasehan tersebut menjadi sarana penting untuk menggali pemikiran Ki Narto Sabdo yang memiliki pengaruh besar dalam seni pedalangan.
“Ki Narto Sabdo tidak hanya memperkenalkan wayang kepada masyarakat luas, tetapi juga memberikan sentuhan inovatif yang memperkaya budaya Jawa,”jelasnya.
Sementara itu Angela Stevanie menambahkan bahwa dengan berkumpulnya para akademisi, seniman serta pecinta seni dan budaya Jawa di acara tersebut untuk menghormati dedikasi dan kontribusi Ki Narto Sabdo dalam seni.
“Dengan diadakannya acara ini, semoga kita dapat menginspirasi generasi muda untuk melestarikan serta mengembangkan budaya kita,”harapnya.
Angela Stevanie menjelaskan bahwa sarasehan tersebut memberikan ruang bagi para akademisi dan seniman untuk berdiskusi secara mendalam tentang pengaruh Ki Narto Sabdo terhadap seni tradisional Jawa.
“Dengan apresiasi dan pemahaman yang lebih baik, diharapkan warisan beliau dapat terus lestari dan relevan di tengah perkembangan zaman. Serta dengan adanya sarasehan ini, maka akan mulai disusun pula buku yang akan mengulas tentang ki narto sabdo dimata budayawan dan akademisi dalam buku “membaca ki Narto Sabdo” yang akan dirilis di tahun 2025,”paparnya.
Dalam sarasehan tersebut menghadirkan tiga pembicara kondang, yaitu Dr. Purwadi seorang dalang dan Pemerhati Budaya, Prof Kasidi dosen ISI Yogyakarta, dan muchus Budi, seorang pemerhati budaya dari surakarta.
Dengan panduan dari moderator Devi Kusumawardhani para pembicara mengupas karya, pemikiran, dan nilai-nilai yang diwariskan oleh Ki Narto Sabdo, serta relevansinya dengan perkembangan seni saat ini.(Aji).